KITAB MENJELASKAN HUKUM-HUKUM BERPUASA
KITAB MENJELASKAN HUKUM-HUKUM BERPUASA
Lafadz shiyam dan
shaum adalah dua bentuk kalimat
masdar , yang secara bahasa keduanya bermakna menahan.
ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﻟﺼَّﻮْﻡُ ﻣَﺼْﺪَﺭَﺍﻥِ ﻣَﻌْﻨَﺎﻫُﻤَﺎ ﻟُﻐَﺔً ﺍﻟْﺈِﻣْﺴَﺎﻙُ
Dan secara syara’ adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa disertai niat tertentu sepanjang siang hari yang bisa menerima ibadah puasa dari orang muslim yang berakal dan suci dari haidl dan nifas.
ﻭَﺷَﺮْﻋًﺎ ﺇِﻣْﺴَﺎﻙٌ ﻋَﻦْ ﻣُﻔْﻄِﺮٍ ﺑِﻨِﻴَﺔٍ ﻣَﺨْﺼُﻮْﺻَﺔٍ ﺟَﻤِﻴْﻊَ ﻧَﻬَﺎﺭٍ ﻗَﺎﺑِﻞٍ ﻟِﻠﺼَّﻮْﻡِ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻋَﺎﻗِﻞٍ ﻃَﺎﻫِﺮٍ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺾٍ ﻭَﻧِﻔَﺎﺱٍ
Syarat Wajib Puasa
Syarat-syarat wajib berpuasa ada tiga perkara. Dalam sebagian redaksi ada empat perkara.
( ﻭَﺷَﺮَﺍﺋِﻂُ ﻭُﺟُﻮْﺏِ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ ) ﻭَﻓِﻲْ ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟﻨُّﺴَﺢِ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ
Yaitu Islam, baligh, berakal dan mampu berpuasa.
( ﺍﻹِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﺒُﻠُﻮْﻍُ ﻭَﺍﻟْﻌَﻘْﻞُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺪْﺭَﺓُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ )
Dan ini (mampu berpuasa) tidak
tercantum di dalam redaksi yang mengatakan syaratnya ada tiga perkara.
ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺴَّﺎﻗِﻂُ ﻋَﻠﻰ ﻧُﺴْﺨَﺔِ ﺍﻟﺜَّﻠَﺎﺛَﺔِ
Maka puasa tidak wajib bagi orang yang memiliki sifat yang sebaliknya.
ﻓَﻠَﺎ ﻳَﺠِﺐُ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺘَّﺼِﻒِ ﺑِﺄَﺿْﺪَﺍﺩِ ﺫَﻟِﻚَ .
Fardlu-Fardlu Puasa
Fardlu-fardlunya puasa ada empat perkara.
( ﻭَﻓَﺮَﺍﺋِﺾُ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ )
Salah satunya adalah niat di dalam hati.
ﺃَﺣَﺪُﻫَﺎ ( ﺍﻟﻨِّﻴَﺔُ ) ﺑِﺎﻟْﻘَﻠْﺐِ
Jika puasa yang dikerjakan adalah fardlu seperti Romadlon atau puasa nadzar, maka harus melakukan niat di malam hari.
ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡُ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻛَﺮَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺃَﻭْ ﻧَﺬْﺭًﺍ ﻓَﻼَ ﺑُﺪَّ ﻣِﻦْ ﺇِﻳْﻘَﺎﻉِ ﺍﻟﻨِّﻴَﺔِ ﻟَﻴْﻠًﺎ
Dan wajib menentukan puasa yang dilakukan di dalam puasa fardlu seperti puasa Romadlon.
ﻭَﻳَﺠِﺐُ ﺍﻟﺘَّﻌْﻴِﻴْﻦُ ﻓِﻲْ ﺻَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻔَﺮْﺽِ ﻛَﺮَﻣَﻀَﺎﻥَ
Niat puasa Romadlon yang paling sempurna adalah seseorang mengatakan, “saya niat melakukan puasa esok hari untuk melaksanakan kewajiban bulan Romadlon tahun ini karena Allah Ta’ala.”
ﻭَﺃَﻛْﻤَﻞُ ﻧِﻴَﺔِ ﺻَﻮْﻣِﻪِ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮْﻝَ ﺍﻟﺸَّﺨْﺺُ ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺩَﺍﺀِ ﻓَﺮْﺽِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥِ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔِ ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Fardlu kedua adalah menahan dari makan dan minum walaupun perkara yang dimakan dan yang diminum hanya sedikit, hal ini ketika ada unsur kesengajaan.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲَ ( ﺍﻟْﺈِﻣْﺴَﺎﻙُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺄَﻛْﻞِ ﻭَﺍﻟﺸُّﺮْﺏِ ) ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﻞَّ ﺍﻟْﻤَﺄْﻛُﻮْﻝُ ﻭَﺍﻟْﻤَﺸْﺮُﻭْﺏُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻌَﻤُّﺪِ
Jika seorang yang berpuasa melakukan makan dalam keadaan lupa atau tidak mengetahui hukumnya, maka puasanya tidak batal jika ia adalah orang yang baru masuk Islam atau hidup jauh dari ulama’. Jika tidak demikian, maka puasanya batal.
ﻓَﺈِﻥْ ﺃَﻛَﻞَ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ ﺃَﻭْ ﺟَﺎﻫِﻠًﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﻔْﻄِﺮْ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻗَﺮِﻳْﺐَ ﻋَﻬْﺪٍ ﺑِﺎﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺃَﻭْ ﻧَﺸَﺄَ ﺑَﻌِﻴْﺪًﺍ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺇِﻻَّ ﺃَﻓْﻄَﺮَ
Fardlu ke tiga adalah menahan dari melakukan jima’ dengan sengaja.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ( ﺍﻟْﺠِﻤَﺎﻉُ ) ﻋَﺎﻣِﺪًﺍ
Adapun melakukan jima’ dalam keadaan lupa, maka hukumnya sama seperti makan dalam keadaan lupa.
ﻭَ ﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺠِﻤَﺎﻉُ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ ﻓَﻜَﺎﻟْﺄَﻛْﻞِ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ
Fardlu ke empat adalah menahan dari muntah dengan sengaja. Jika ia terpaksa muntah, maka puasanya tidak batal.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ( ﺗَﻌَﻤُّﺪُ ﺍﻟْﻘَﻴْﺊِ ) ﻓَﻠَﻮْ ﻏَﻠَﺒَﻪُ ﺍﻟْﻘَﻴْﺊُ ﻟَﻢْ ﻳَﺒْﻄُﻞْ ﺻَﻮْﻣُﻪُ .
Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa
Hal-hal yang membuat orang berpuasa menjadi batal ada sepuluh perkara.
( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﻋَﺸْﺮَﺓُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ )
Yang pertama dan kedua adalah sesuatu yang masuk dengan sengaja ke dalam lubang badan yang terbuka atau tidak terbuka seperti masuk ke dalam kepala dari luka yang tembus ke otak.
ﺃَﺣَﺪُﻫَﺎ ﻭَﺛَﺎﻧِﻴْﻬَﺎ ( ﻣَﺎ ﻭَﺻَﻞَ ﻋَﻤْﺪًﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻮْﻑِ ) ﺍﻟْﻤُﻨْﻔَﺘِﺢِ ( ﺃَﻭْ ) ﻏَﻴْﺮِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻔَﺘِﺢِ ﻛَﺎﻟْﻮُﺻُﻮْﻝِ ﻣِﻦْ ﻣَﺄْﻣُﻮْﻧَﺔٍ ﺇِﻟَﻰ ( ﺍﻟﺮَّﺃْﺱِ )
Yang dikehendaki adalah seseorang yang berpuasa harus mencegah masuknya sesuatu ke bagian badan yang dinamakan jauf (lubang).
ﻭَﺍﻟْﻤُﺮَﺍﺩُ ﺇِﻣْﺴَﺎﻙُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢِ ﻋَﻦْ ﻭُﺻُﻮْﻝِ ﻋَﻴْﻦٍ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻳُﺴَﻤَّﻰ ﺟَﻮْﻓًﺎ
Yang ke tiga adalah al huqnah (menyuntik) di bagian salah satu dari qubul dan dubur.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ( ﺍﻟْﺤُﻘْﻨَﺔُ ﻓِﻲْ ﺃَﺣَﺪِ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴْﻠَﻴْﻦِ )
Huqnah adalah obat yang disuntikkan ke badan orang yang sakit melalui qubul atau dubur yang diungkapkan di dalam
matan dengan bahasa “sabilaini (dua jalan)”.
ﻭَﻫِﻲَ ﺩَﻭَﺍﺀٌ ﻳُﺤْﻘَﻦُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻤَﺮِﻳْﺾُ ﻓِﻲْ ﻗُﺒُﻞٍ ﺃَﻭْ ﺩُﺑُﺮٍ ﺍﻟْﻤُﻌَﺒَّﺮِ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺘْﻦِ ﺑِﺎﻟﺴَّﺒِﻴْﻠَﻴْﻦِ
Yang ke empat adalah muntah dengan sengaja. Jika tidak sengaja, maka puasanya tidak batal seperti yang telah dijelaskan.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ( ﺍﻟْﻘَﻴْﺊُ ﻋَﻤْﺪًﺍ ) ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﺘَﻌَﻤَّﺪْ ﻟَﻢْ ﻳَﺒْﻄُﻞْ ﺻَﻮْﻣُﻪُ ﻛَﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ
Yang ke lima adalah wathi’ dengan sengaja di bagian farji.
( ﻭَ ) ﺍﻟْﺨَﺎﻣِﺲُ ( ﺍﻟْﻮَﻁْﺀُ ﻋَﻤْﺪًﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝِ )
Maka puasa seseorang tidak batal sebab melakukan jima’ dalam keadaan lupa seperti yang telah dijelaskan.
ﻓَﻠَﺎ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﺑِﺎﻟْﺠِﻤَﺎﻉِ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ
Yang ke enam adalah
inzal , yaitu keluar sperma sebab bersentuhan kulit dengan tanpa melakukan jima’
( ﻭَ ) ﺍﻟﺴَّﺎﺩِﺱُ ( ﺍﻟْﺈِﻧْﺰَﺍﻝُ ) ﻭَﻫُﻮَ ﺧُﺮُﻭْﺝُ ﺍﻟْﻤَﻨِﻲِّ ( ﻋَﻦْ ﻣُﺒَﺎﺷَﺮَﺓٍ ) ﺑِﻠَﺎ ﺟِﻤَﺎﻉٍ
Baik keluar sperma tersebut diharamkan seperti mengeluarkan sperma dengan tangannya sendiri, atau tidak diharamkan seperti mengeluarkan sperma dengan tangan istri atau budak perempuannya.
ﻣُﺤَﺮَّﻣًﺎ ﻛَﺈِﺧْﺮَﺍﺟِﻪِ ﺑِﻴَﺪِّﻩِ ﺃَﻭْ ﻏَﻴْﺮَ ﻣُﺤَﺮَّﻡٍ ﻛَﺈِﺧْﺮَﺍﺟِﻪِ ﺑِﻴَﺪِّ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻪِ ﺃَﻭْ ﺟَﺎﺭِﻳَﺘِﻪِ
Dengan bahasa “sebab bersentuhan kulit”, mushannif mengecualikan keluarnya sperma sebab mimpi basah, maka secara pasti hal itu tidak bisa membatalkan puasa.
ﻭَﺍﺧْﺘَﺮَﺯَ ﺑِﻤُﺒَﺎﺷَﺮَﺓٍ ﻋَﻦْ ﺧُﺮُﻭْﺝِ ﺍﻟْﻤَﻨِﻲِّ ﺑِﺎﺣْﺘِﻠَﺎﻡٍ ﻓَﻠَﺎ ﺇِﻓْﻄَﺎﺭَ ﺑِﻪِ ﺟَﺰْﻣًﺎ
Yang ke tujuh hingga akhir yang ke sepuluh adalah haidl, nifas, gila dan murtad.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻊُ ﺇِﻟَﻰ ﺁﺧِﺮِ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮَﺓِ ( ﺍﻟْﺤَﻴْﺾُ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﺱُ ﻭَﺍﻟْﺠُﻨُﻮْﻥُ ﻭَﺍﻟﺮِّﺩَﺓُ )
Maka barang siapa mengalami hal tersebut di tengah-tengah pelaksanaan puasa, maka hal tersebut membatalkan puasanya.
ﻓَﻤَﻦْ ﻃَﺮَﺃَ ﺷَﻴْﺊٌ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻓِﻲْ ﺃَﺛْﻨَﺎﺀِ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﺃَﺑْﻄَﻠَﻪُ .
Kesunahan-Kesunahan Puasa
Di dalam puasa ada tiga perkara yang disunnahkan.
( ﻭَﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ )
Salah satunya adalah segera berbuka jika orang yang berpuasa tersebut telah meyaqini terbenamnya matahari.
ﺃَﺣَﺪُﻫَﺎ ( ﺗَﻌْﺠِﻴْﻞُ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ) ﺇِﻥْ ﺗَﺤَﻘَّﻖَ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﻏُﺮُﻭْﺏَ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ
Jika ia masih ragu-ragu, maka tidak diperkenankan segera berbuka.
ﻓَﺈِﻥْ ﺷَﻚَّ ﻓَﻠَﺎ ﻳُﻌَﺠِّﻞُ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَ
Disunnahkan untuk berbuka dengan kurma kering. Jika tidak maka dengan air.
ﻭَﻳُﺴَﻦُّ ﺃَﻥْ ﻳُﻔْﻄِﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻤْﺮٍ ﻭَﺇِﻻَّ ﻓَﻤَﺎﺀٍ
Yang ke dua adalah mengakhirkan sahur selama tidak sampai mengalami keraguan
-masuknya waktu Shubuh-. Jika tidak demikian, maka hendaknya tidak mengakhirkan sahur.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲْ ( ﺗَﺄْﺧِﻴْﺮُ ﺍﻟﺴَّﺤُﻮﺭِ ) ﻣَﺎﻟَﻢْ ﻳَﻘَﻊْ ﻓِﻲْ ﺷَﻚٍّ ﻓَﻠَﺎ ﻳُﺆَﺧِّﺮُ
Kesunahan sahur sudah bisa hasil dengan makan dan minum sedikit.
ﻭَﻳَﺤْﺼُﻞُ ﺍﻟﺴَّﺤُﻮْﺭُ ﺑِﻘَﻠِﻴْﻞِ ﺍﻟْﺄَﻛْﻞِ ﻭَﺍﻟﺸُّﺮْﺏِ
Yang ke tiga adalah tidak berkata kotor.
( ﻭَ ) ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ( ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟْﻬَﺠْﺮِ ) ﺃَﻱِ ﺍﻟْﻔُﺤْﺶِ ( ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻜَﻠَﺎﻡِ ) ﺍﻟْﻔَﺎﺣِﺶِ
Maka orang yang berpuasa hendaknya menjaga lisannya dari berkata bohong, menggunjing orang lain dan sesamanya seperti mencela orang lain.
ﻓَﻴَﺼُﻮْﻥُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﻟِﺴَﺎﻧَﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏِ ﻭَﺍﻟْﻐِﻴْﺒَﺔِ ﻭَﻧَﺤْﻮِ ﺫَﻟِﻚَ ﻛَﺎﻟﺸَّﺘْﻢِ
Jika ada seseorang yang mencaci dirinya, maka hendaknya ia berkata dua atau tiga kali, “sesungguhnya aku sedang berpuasa.”
ﻭَﺇِﻥْ ﺷَﺘَﻤَﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺃَﻭْ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﺇِﻧِّﻲْ ﺻَﺎﺋِﻢٌ
Adakalanya
mengucapkan dengan lisan seperti yang dijelaskan imam an Nawawi di dalam kitab al Adzkar.
ﺇِﻣَّﺎ ﺑِﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱُّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺫْﻛَﺎﺭِ
Atau dengan hati sebagaimana yang dinuqil oleh imam ar Rafi’i dari beberapa imam, dan hanya mengucapkan di dalam hati.
ﺃَﻭْ ﺑِﻘَﻠْﺒِﻪِ ﻛَﻤَﺎ ﻧَﻘَﻠَﻪُ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻌِﻲِّ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺄَﺋِﻤَّﺔِ ﻭَﺍﻗْﺘَﺼَﺮَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ .
Puasa-Puasa Yang Diharamkan
Haram melakukan puasa di dalam lima hari. Yaitu dua hari raya, maksudnya puasa di hari raya Idul Fitri dan Idul Adlha.
( ﻭَﻳَﺤْﺮُﻡُ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﺧَﻤْﺲِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺍﻟْﻌِﻴْﺪَﺍﻥِ ) ﺃَﻱْ ﺻَﻮْﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﻋِﻴْﺪِ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻭَﻋِﻴْﺪِ ﺍﻟْﺄَﺿْﺤَﻰ
Dan di hari-hari Tasyrik, yaitu tiga hari setelah hari raya kurban
( ﻭَﺃَﻳَّﺎﻡُ ﺍﻟﺘَّﺸْﺮِﻳْﻖِ ) ﻭَﻫِﻲَ ( ﺍﻟﺜَّﻠَﺎﺛَﺔُ ) ﺍﻟَّﺘِﻲْ ﺑَﻌْﺪَ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﻨَّﺤْﺮِ
Puasa Yang Makruh Tahrim
Hukumnya makruh
tahrim melakukan puasa di hari Syak tanpa ada sebab yang menuntut untuk melakukan puasa pada hari itu.
( ﻭَﻳُﻜْﺮَﻩُ ) ﺗَﺤْﺮِﻳْﻤًﺎ ( ﺻَﻮْﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺸَّﻚِّ ) ﺑِﻠَﺎ ﺳَﺒَﺐٍ ﻳَﻘْﺘَﻀِﻲْ ﺻَﻮْﻣَﻪُ
Mushannif memberi isyarah pada sebagian contoh-contoh sebab ini dengan perkataan beliau, “kecuali jika kebiasannya melakukan puasa bertepatan dengan hari tersebut”.
ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻟِﺒَﻌْﺾِ ﺻُﻮَﺭِ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺴَّﺒَﺐِ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ( ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﻮَﺍﻓِﻖَ ﻋَﺎﺩَﺓً ﻟَﻪُ ) ﻓِﻲْ ﺗَﻄَﻮُّﻋِﻪِ
Seperti orang yang memiliki kebiasaan puasa satu hari dan tidak puasa satu hari, kemudian giliran puasanya bertepatan dengan hari Syak . Seseorang juga diperkenankan melakukan puasa di hari Syak sebagai pelunasan puasa qadla’ dan puasa nadzar.
ﻛَﻤَﻦْ ﻋَﺎﺩَﺗُﻪُ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡٍ ﻭَﺇِﻓْﻄَﺎﺭُ ﻳَﻮْﻡٍ ﻓَﻮَﺍﻓَﻖَ ﺻَﻮْﻣُﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﻟَﻪُ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺸَّﻚِّ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻋَﻦْ ﻗَﻀَﺎﺀٍ ﻭَﻧَﺬْﺭٍ
Hari Syak adalah hari tanggal tiga puluh Sya’ban ketika hilal tidak terlihat di malam hari sebelumnya padahal langit dalam keadaan terang, sedangkan orang-orang membicarakan bahwa hilal telah terlihat namun tidak ada orang adil yang diketahui telah melihatnyanya, atau yang bersaksi telah melihatnya adalah anak-anak kecil, budak atau orang-orang fasiq.
ﻭَﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟﺸَّﻚِّ ﻫُﻮَ ﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟﺜَّﻠَﺎﺛِﻴْﻦَ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺮَﻯ ﺍﻟْﻬِﻠَﺎﻝُ ﻟَﻴْﻠَﺘَﻬَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺼَّﺤْﻮِ ﻭَ ﺗَﺤَﺪَّﺙَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺮُﺅْﻳَﺘِﻪِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻌْﻠَﻢْ ﻋَﺪْﻝٌ ﺭَﺁﻩُ ﺃَﻭْ ﺷَﻬِﺪَ ﺑِﺮُﺅْﻳَﺘِﻪِ ﺻِﺒْﻴَﺎﻥٌ ﺃَﻭْ ﻋَﺒِﻴْﺪٌ ﺃَﻭْ ﻓَﺴَﻘَﺔٌ .
Orang Yang Melakukan Jima’ di Siang Hari Bulan Romadlon
Barang siapa melakukan jima’ di siang hari bulan Romadlon dalam keadaan sengaja melakukannya di bagian farji, dan dia adalah orang yang diwajibkan untuk berpuasa dan telah niat melakukan puasa di malam harinya serta dia dianggap berdosa melakukan jima’ tersebut karena berpuasa, maka wajib baginya untuk mengqadla’ puasanya dan membayar kafarat.
( ﻭَﻣَﻦْ ﻭَﻃِﺊَ ﻓِﻲْ ﻧَﻬَﺎﺭِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ) ﺣَﺎﻝَ ﻛَﻮْﻧِﻪِ ( ﻋَﺎﻣِﺪًﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝِ ) ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻜَﻠَّﻒٌ ﺑِﺎﻟﺼَّﻮْﻡِ ﻭَﻧَﻮَﻯ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﻫُﻮَ ﺁﺛِﻢٌ ﺑِﻬَﺬَﺍ ﺍﻟْﻮَﻁْﺀِ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ( ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀُ ﻭَﺍﻟْﻜَﻔَﺎﺭَﺓُ
Kafarat tersebut adalah memerdekakan budak mukmin. Dalam sebagian redaksi ada penjelasan “budak yang selamat dari cacat yang bisa mengganggu di dalam bekerja dan beraktifitas.”
ﻭَﻫِﻲَ ﻋِﺘْﻖُ ﺭَﻗَﺒَﺔٍ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٍ ) ﻭَﻓِﻲْ ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟﻨُّﺴَﺢِ ﺳَﻠِﻴْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌُﻴُﻮْﺏِ ﺍﻟْﻤُﻀِﺮَّﺓِ ﺑِﺎﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺴْﺐِ
Jika ia tidak menemukan budak, maka wajib melakukan puasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu melakukan puasa dua bulan, maka wajib memberi maka enam puluh orang miskin atau faqir.
( ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪْ ) ﻫَﺎ ( ﻓَﺼِﻴَﺎﻡُ ﺷَﻬْﺮَﻳْﻦِ ﻣُﺘَﺘَﺎﺑِﻌَﻴْﻦِ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ) ﺻَﻮْﻣَﻬُﻤَﺎ ( ﻓَﺈِﻃْﻌَﺎﻡُ ﺳِﺘِّﻴْﻦَ ﻣِﺴْﻜِﻴْﻨًﺎ ) ﺃَﻭْﻓَﻘِﻴْﺮًﺍ
Masing-masing mendapatkan satu mud, maksudnya dari jenis bahan makanan yang bisa mencukupi di dalam zakat fitrah.
( ﻟِﻜُﻞِّ ﻣِﺴْﻜِﻴْﻦٍ ﻣُﺪٌّ ) ﺃَﻱْ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺠْﺰِﺉُ ﻓِﻲْ ﺻَﺪَﻗَﺔِ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ
Jika ia tidak mampu melakukan semuanya, maka kafarat tersebut tetap menjadi tanggungannya. Ketika setelah itu ia mampu melakukan salah satunya, maka wajib baginya untuk melakukannya.
ﻓَﺈِﻥْ ﻋَﺠَﺰَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺠَﻤِﻴْﻊِ ﺍﺳْﺘَﻘَﺮَّﺕِ ﺍﻟْﻜَﻔَﺎﺭَﺓُ ﻓِﻲْ ﺫِﻣَّﺘِﻪِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗَﺪَﺭَ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺼْﻠَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺧِﺼَﺎﻝِ ﺍﻟْﻜَﻔَﺎﺭَﺓِ ﻓَﻌَﻠَﻬَﺎ
Hutang Puasa Hingga Meninggal Dunia
Barang siapa meninggal dunia dan masih memiliki hutang puasa Romadlon yang ia tinggalkan sebab udzur seperti orang yang membatalkan puasa sebab sakit dan belum sempat mengqadla’inya semisal sakitnya terus berlanjut hingga ia meninggal dunia, maka tidak ada tanggungan dosa baginya di dalam puasa yang ia tinggalkan ini, dan tidak perlu ditebus dengan fidyah.
( ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺻِﻴَﺎﻡٌ ) ﻓَﺎﺋِﺖٌ ( ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ) ﺑِﻌُﺬْﺭٍ ﻛَﻤَﻦْ ﺃَﻓْﻄَﺮَ ﻓِﻴْﻪِ ﻟِﻤَﺮَﺽٍ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘَﻤَﻜَّﻦْ ﻣِﻦْ ﻗَﻀَﺎﺋِﻪِ ﻛَﺄَﻥِ ﺍﺳْﺘَﻤَﺮَّ ﻣَﺮَﺿُﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﺎﺕَ ﻓَﻠَﺎ ﺇِﺛْﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓِﻲْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻔَﺎﺋِﺖِ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺪَﺍﺭَﻙُ ﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻔِﺪْﻳَﺔِ
Jika hutang puasa tersebut bukan karena udzur dan ia meninggal dunia sebelum sempat mengqadla’inya, maka wajib memberikan makanan sebagai ganti dari hutang puasanya. Maksudnya bagi seorang wali wajib mengeluarkan untuk mayat dari harta peninggalannya. Setiap hari yang telah ditinggalkan diganti dengan satu mud bahan makanan.
ﻭَﺇِﻥْ ﻓَﺎﺕَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋُﺬْﺭٍ ﻭَﻣَﺎﺕَ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻤَﻜُّﻦِ ﻣِﻦْ ﻗَﻀَﺎﺋِﻪِ ( ﺃُﻃْﻌِﻢَ ﻋَﻨْﻪُ ) ﺃَﻱْ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺍﻟْﻮَﻟِﻲُّ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻣِﻦْ ﺗِﺮْﻛَﺘِﻪِ ( ﻟِﻜُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍ ) ﻓَﺎﺕَ ( ﻣُﺪُّ ) ﻃَﻌَﺎﻡٍ
Satu mud adalah satu rithl lebih sepertiga rithl negara Bagdad. Dan dengan takaran adalah separuh wadah takaran negara Mesir.
ﻭَﻫُﻮَ ﺭِﻃْﻞٌ ﻭَﺛُﻠُﺚٌ ﺑِﺎﻟْﺒَﻐْﺪَﺍﺩِﻱِّ ﻭَﻫُﻮَ ﺑِﺎﻟْﻜَﻴْﻞِ ﻧِﺼْﻒُ ﻗَﺪَﺡٍ ﻣِﺼْﺮِﻱٍّ
Apa yang telah disebutkan oleh mushannif adalah qaul Jadid.
ﻭَﻣَﺎ ﺫَﻛَﺮَﻩُ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻝُ ﺍﻟْﺠَﺪِﻳْﺪُ
Sedangkan menurut qaul Qadim, tidak harus memberi bahan makanan, bahkan bagi wali juga diperkenankan untuk melakukan puasa sebagai pengganti dari orang yang meninggal, bahkan hal itu disunnahkan bagi seorang wali sebagaimana
keterangan di dalam kitah Syarh al Muhadzdzab.
ﻭَﺍﻟْﻘَﺪِﻳْﻢُ ﻟَﺎﻳَﺘَﻌَﻴَّﻦُ ﺍﻟْﺈِﻃﻌَﺎﻡُ ﺑَﻞْ ﻳَﺠُﻮْﺯُ ﻟِﻠْﻮَﻟِﻲِّ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺼُﻮْﻡَ ﻋَﻨْﻪُ ﺑَﻞْ ﻳُﺴَﻦُّ ﻟَﻪُ ﺫَﻟِﻚَ ﻛَﻤَﺎ ﻓِﻲْ ﺷَﺮْﺡِ ﺍﻟْﻤُﻬَﺬَّﺏِ
Dan di dalam kitab ar Raudlah, imam an Nawawi
membenarkan kemantapan dengan pendapat qaul Qadim.
ﻭَﺻَﻮَّﺏَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻭْﺿَﺔِ ﺍﻟْﺠَﺰْﻡَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪِﻳْﻢِ
Lansia dan Orang Sakit Yang Tidak Ada Harapan Sembuh
Orang laki-laki tua, wanita lansia, dan orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh, ketika masing-masing dari ketiganya tidak mampu untuk berpuasa, maka diperkenankan untuk tidak berpuasa dan memberi bahan makanan sebanyak satu mud sebagai ganti dari setiap harinya.
( ﻭَﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﺍﻟْﻬَﺮَﻡُ ) ﻭَﺍﻟْﻌَﺠُﻮْﺯُ ﻭَﺍﻟْﻤَﺮِﻳْﺾُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻟَﺎ ﻳُﺮْﺟَﻰ ﺑُﺮْﺅُﻩُ ( ﺇِﺫَﺍ ﻋَﺠَﺰَ ) ﻛُﻞٌّ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ( ﻋَﻦِ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻭَﻳُﻄْﻌِﻢُ ﻋَﻦْ ﻛُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣُﺪًّﺍ )
Tidak diperkenankan
menta’jil pembayaran mud sebelum masuk bulan Romadlon, dan
baru boleh dibayarkan setelah terbit fajar setiap harinya.
ﻭَﻟَﺎﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺗَﻌْﺠِﻴْﻞُ ﺍﻟْﻤُﺪِّ ﻗَﺒْﻞَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻌْﺪَ ﻓَﺠْﺮِ ﻛُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍ .
Ibu Hamil dan Menyusui
Bagi wanita hamil dan menyusui, jika keduanya khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri sebab berpuasa seperti bahaya yang dialami oleh orang sakit, maka diperkenankan untuk tidak berpuasa dan wajib bagi mereka berdua untuk mengqadla’inya.
( ﻭَﺍﻟْﺤَﺎﻣِﻞُ ﻭَﺍﻟْﻤُﺮْﺿِﻊُ ﺇِﻥْ ﺧَﺎﻓَﺘَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻤَﺎ ) ﺿَﺮَﺭًﺍ ﻳَﻠْﺤَﻘُﻬُﻤَﺎ ﺑِﺎﻟﺼَّﻮْﻡِ ﻛَﻀَﺮَﺭِ ﺍﻟْﻤَﺮِﻳْﺾِ ( ﺃَﻓْﻄَﺮَﺗَﺎ ﻭَ ) ﻭَﺟَﺐَ ( ﻋَﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀُ
Jika keduanya khawatir pada anaknya, maksudnya khawatir keguguran bagi wanita hamil dan sedikitnya air susu bagi ibu menyusui, maka keduanya diperkenankan tidak berpuasa dan wajib bagi keduanya untuk mengqadla’i sebab membatalkan puasa dan juga membayar kafarat.
ﻭَﺇِﻥْ ﺧَﺎﻓَﺘَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻭْﻟَﺎﺩِﻫِﻤَﺎ ) ﺃَﻱْ ﺇِﺳْﻘَﺎﻁِ ﺍﻟْﻮَﻟَﺪِ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﺤَﺎﻣِﻞِ ﻭَﻗِﻠَّﺔِ ﺍﻟﻠَّﺒَﻦِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤُﺮْﺿِﻊِ ( ﺃَﻓْﻄَﺮَﺗَﺎ ﻭَ ) ﻭَﺟَﺐَ ( ﻋَﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀُ ) ﻟِﻠْﺈِﻓْﻄَﺎﺭِ ( ﻭَﺍﻟْﻜَﻔَﺎﺭَﺓُ ) ﺃَﻳْﻀًﺎ
Kafaratnya adalah setiap harinya wajib mengeluarkan satu mud. Satu mud, seperti yang telah dijelaskan, adalah satu rithl lebih sepertiga rithl negara Iraq. Dan diungkapkan dengan negara Baghdad.
ﻭَﺍﻟْﻜَﻔَﺎﺭَﺓُ ﺃَﻥْ ﻳُﺨْﺮَﺝَ ( ﻋَﻦْ ﻛُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣُﺪٌّ ﻭَﻫُﻮَ ) ﻛَﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ( ﺭِﻃْﻞٌ ﻭَﺛُﻠُﺚٌ ﺑِﺎﻟْﻌِﺮَﺍﻗِﻲِّ ) ﻭَﻳُﻌَﺒَّﺮُ ﻋَﻨْﻪُ ﺑِﺎﻟْﺒَﻐْﺪَﺍﺩِﻱِّ
Orang Sakit dan Musafir
Orang yang sakit dan bepergian jauh yang hukumnya mubah, jika ia merasa berat untuk berpuasa, maka bagi keduanya diperkenankan untuk tidak berpuasa dan wajib mengqadla’inya.
( ﻭَﺍﻟْﻤَﺮِﻳْﺾُ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴَﺎﻓِﺮُ ﺳَﻔَﺮًﺍ ﻃَﻮِﻳْﻠًﺎ ) ﻣُﺒَﺎﺣًﺎ ﺇِﻥْ ﺗَﻀَﺮَّﺭَﺍ ﺑِﺎﻟﺼَّﻮْﻡِ ( ﻳُﻔْﻄِﺮَﺍﻥِ ﻭَﻳَﻘْﻀِﻴَﺎﻥِ )
Bagi orang sakit, jika sakitnya terus menerus, maka baginya diperkenankan untuk tidak niat berpuasa di malam hari.
ﻭَﻟِﻠْﻤَﺮِﻳْﺾِ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﺮَﺿُﻪُ ﻣُﻄْﺒِﻘًﺎ ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟﻨِّﻴَﺔِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ
Dan jika sakitnya tidak terus menerus, seperti demam dalam satu waktu dan tidak di waktu yang lain, namun di waktu memasuki pelaksanaan puasa (menginjak pagi hari) demamnya kambuh, maka baginya diperkenankan untuk tidak niat berpuasa -di malam hari-.
ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻣُﻄْﺒِﻘًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺤُﻢَّ ﻭَﻗْﺘًﺎ ﺩُﻭْﻥَ ﻭَﻗْﺖٍ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﻟﺸُّﺮُﻭْﻉِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﻣَﺤْﻤُﻮْﻣًﺎ ﻓَﻠَﻪُ ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟﻨِّﻴَﺔِ
Jika tidak demikian, maka wajib baginya untuk niat di malam hari. Kemudian jika demamnya kambuh dan ia butuh untuk membatalkan puasa, maka diperkenankan untuk membatalkan puasanya.
ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨِّﻴَﺔُ ﻟَﻴْﻠًﺎ ﻓَﺈِﻥْ ﻋَﺎﺩَﺕِ ﺍﻟْﺤُﻤَﻰ ﻭَﺍﺣْﺘَﺎﺝَ ﻟِﻠْﻔِﻄْﺮِ ﺃَﻓْﻄَﺮَ
Puasa Sunnah
Mushannif tidak menjelaskan tentang puasa sunnah. Dan puasa sunnah disebutkan di dalam kitab-kitab yang diperluas pembahasannya.
ﻭَﺳَﻜَﺖَ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻋَﻦْ ﺻَﻮْﻡِ ﺍﻟﺘَّﻄَﻮُّﻉِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﺬْﻛُﻮْﺭٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤُﻄَﻮَّﻟَﺎﺕِ
Di antaranya adalah puasa Arafah, Asyura’, Tasu’a’, Ayyamul Bidl -tanggal 13, 14, 15-, dan puasa enam hari di bulan Syawal.
ﻭَﻣِﻨْﻪُ ﺻَﻮْﻡُ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﻭَﻋَﺎﺷُﻮْﺭَﺍﺀَ ﻭَﺗَﺎﺳُﻮْﻋَﺎﺀَ ﻭَﺃَﻳَّﺎﻡِ ﺍﻟْﺒِﻴْﺾِ ﻭَﺳِﺘَّﺔٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّﺍﻝٍ .
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Komentar
Posting Komentar